Karang Agung yang Anggun

April 05, 2015

Pantai Karang Agung Kebumen yang mulai memikat para wisatawan di Jawa Tengah.

Barisan puncak-puncak perbukitan yang mewujud piramida-piramida alami menghijau menjadi pertanda saya telah tiba di Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS), Kebumen. Seruang indah di tlatah Jawa Tengah bagian selatan ini memang terkenal di seantero Indonesia sebagai ‘kampungnya’ goa-goa menakjubkan. Meski untuk ukuran kawasan karst tidaklah luas, ‘hanya’ 5083,5 hektare, tapi KKGS menyuguhkan sekitar 122 goa yang tersohor keindahannya, semisal Goa Petruk, Goa Jatijajar dan Goa Barat.

Hanya saja, saya datang di Kawasan Karst Gombong Selatan tidak untuk mengeksplorasi keindahan goa-goanya. Saya tertarik dengan pesona pantai-pantainya yang menggurat perbukitan karst untuk dilukis oleh gaharnya ombak Samudera Hindia. Di KKGS, satu pantai yang telah populer adalah Pantai Menganti, pantai “New Zealand”-nya Indonesia. Namun, kali ini saya tidak sedang ingin ke Menganti. Saya ingin menjenguk keindahan tetangganya, Pantai Karang Agung, yang mulai memikat para pejalan di Jawa Tengah bagian selatan pada beberapa bulan ini.

Pantai Karang Agung terselinap manis pada sebuah teluk kecil di Desa Argopeni, Kec. Ayah, Kebumen. Dari Pantai Menganti berjarak 5 km ke sebelah baratnya. Pantai Karang Agung juga bisa dinikmati setelah merasakan kecantikan Pantai Logending yang berjarak 5 km ke sebelah timur. Saat tiba di Desa Argopeni,  jangan harap sudah ada gapura wisata. Maklum, wisata Pantai Karang Agung baru dikembangkan secara gotong royong swadaya oleh warga desa. Terpampang hanya spanduk wisata di ‘pintu masuk’ jalan menuju lokasi.

Namun, hal demikian sudah sangat membantu pengunjung untuk memulai petualangan seru berjalan kaki ke Pantai Karang Agung. Saya lantas menitipkan kendaraan di warung warga sembari memohon izin untuk menjelajahi Karang Agung. Perjalanan menuju Karang Agung akan menyusuri jalan tanah.  Beruntung saya hadir saat tidak sedang musim hujan. Perjalanan ini melintasi ladang warga berlanjut melewati hutan jati milik Perhutani.

Barisan perbukitan karst Gombong Selatan dilihat dari Desa Argopeni.
Nelayan yang melintas di kawasan Pantai Karang Agung
Dari sisi sebelah selatan. Ada hamparan rumput yang sempit.

Tidaklah usah terburu-buru. Saya sangat menikmati suara aneka burung yang bersahutan dan sesekali berjumpa dengan monyet-monyet liar. Gemericik suara sungai di dasar bukit karst ini makin meramaikan suasana.

Setengah jam berjalan, saya menuruni bukit agak curam. Namun, lanskap Pantai Karang Agung sudah mulai terlihat. Saya makin bersemangat tetapi penting untuk tetap hati-hati karena pada beberapa titik jalan tanah ini cukup licin. Setidaknya sekitar 15 menit kemudian saya tiba di haribaan Pantai Karang Agung.

Sebuah karang hitam yang berdiri kekar setinggi 50 meter menjadi tengara utama untuk menyedot perhatian pengunjung. Inilah Karang Agung yang terpisah sekitar 60 meter dari daratan  utama Pulau Jawa. Namun, serak-serak batuan yang melingkupinya seakan menjadi penghubung daratan pantai dengan Karang Agung. Dalam terpaan semilir angin samudera yang ditingkahi pepohonan kelapa yang teduh memayungi, saya terduduk pada sebuah batu besar untuk menikmati suasana Pantai Karang Agung.

Jujur dalam imajinasi saya, wujud Karang Agung tampak seperti Batu Layar ikon Pantai Sawarna, Banten ataupun Watu Ulo tengara khas Pantai Papuma, Jember. Bahkan ada juga yang membandingkannya dengan Tanah Lot di Tabanan, Bali. Yang pasti, dibandingkan pantai-pantai tersebut, jelas Karang Agung sangat jauh lebih tak terkenal. Gaung Pantai Karang Agung masih berbunyi riuh di tingkat lokal saja.

Pantai Karang Agung juga menawarkan hamparan pasir hitam yang ditimpa oleh bebatuan kerikil berbulat-bulat. Ombak tampak bersemangat memeluk pantai melalui dua arah dengan mengelilingi Karang Agung. Tapi, jangan pernah remehkan sang ombak karena mereka terbiasa melompati bebatuan karang sekalipun 1,5 meter tingginya. Yang ingin mandi air laut, asalkan masih di sekitar pasir tersebut, saya rasa cukup aman.

Bagi warga setempat, Karang Agung adalah pantai yang cukup keramat. Terdapat sebuah batu karang di sisi sebelah utara pantai yang difungsikan sebagai tempat pertapaan. Uniknya, di belakang batu itu terdapat dua buah goa yang saya perkirakan menjadi muara sungai bawah tanah. Goa ini seperti ceruk yang mana ombak-ombak akan masuk ke dalam goa.

Tempat pertapaan di Pantai Karang Agung. Ada ceruk goa disampingnya.
Jalan menuju Pantai Karang Agung. Seru.
Benteng Pendem Jepang di Desa Argopeni. Sistem pertahanan melawan Sekutu di PD II.

Siang mulai melepas dari puncaknya, saya tertarik untuk mengunjungi Benteng Jepang Argopeni yang terletak tak jauh dari kawasan Pantai Karang Agung. Di kawasan ini, saya berhasil jumpai delapan benteng  yang tersebar di lekuk-lekuk perbukitan karst Desa Argopeni. Konon, ada belasan benteng lainnya yang belum digali lagi karena dibiarkan lama terbengkalai.

Bagi penyuka sejarah, benteng Jepang di Argopeni bisa mengisahkan jejak sistem pertahanan Jepang di sepanjang pesisir selatan Jawa. Tujuannya untuk menanggulangi serbuan Sekutu pada Perang Dunia II. Selama ini, saya sudah mengunjungi benteng sejenis ini di Pangandaran, Kalimaro-Purworejo dan Pundong-Bantul. Kehadiran Benteng Jepang ini rasanya makin melengkapi khasanah Pantai Karang Agung. 


***

Tahu Pantai karang Agung adalah ruang yang cantik untuk menikmati senja  dan mengabadikan foto long exposure, saya datang kembali ke sana beberapa bulan kemudian. Letaknya yang tepat menghadap ke barat membuat sunset bisa dinikmati dengan begitu indah. Kehadiran saya kedua kalinya pun dimaksudkan untuk menikmati senja.

Demi membuat suasana makin syahdu, saya membawa bekal makanan termasuk peralatan kopi. Saya sangat suka menikmati senja yang indah sambil menyeruput kopi segar racikan sendiri. Saya berjumpa dengan seorang pencari lobster. Dia akan mencari lobster di sela bebatuan Karang Agung. Darinya saya mendapat cerita bahwa lobster bisa mudah dijumpai di Karang Agung.

“Biasanya saya mendapatkan 3-4 ekor.” ungkap bapak itu sambil menyiapkan peralatannya. 

Sedang menyiapkan untuk menangkap lobster.
Tempat yang bagus untuk menikmati senja sambil iseng long exposure.
Kata istri saya, ini senja yang sempurna. Ada mega yang berwarna-warni melukis langit senja.

Saya beruntung kala itu. Senja terindah yang berpadu dengan keanggunan Karang Agung berhasil direnggut dengan sukses. Matahari benar-benar tenggelam sempurna di cakrawala laut. Pendar sinarnya lantas memenuhi angkasa dan menciptakan guratan-guratan mega yang indah membahana. Sesekali di kejauhan melintas para nelayan yang berangkat menuju lautan mencari penghidupan.

Sore itu, tak lupa saya pun bungkus senja Pantai Karang Agung untuk istri saya: @megahanda, yang sedang menjalani studi di negeri seberang. Maklum istri saya ini sangat gandrung pada suasana senja. Dan, usaha saya tidaklah sia-sia. Lanskap senja Karang Agung sangat sesuai kriteria dia.

“Senja itu sempurna kalau ada mega yang menggetarkan semesta, yang berwarna-warni melukis langit senja. Jika tidak, senja lazimnya hanya jeda antara siang dan malam sahaja.”



|| Menuju ke Pantai Karang Agung

-  Dengan kendaraan pribadi, jika dari Yogyakarta, kita melintasi Jalan Pesisir Selatan Jawa atau Jalan Daendels sejauh 155 km. Sesampai di Desa Argopeni, Ayah, temuilah spanduk wisata Pantai Karang Agung dan titipkanlah kendaraan di warung di ‘pintu masuk’ Pantai Karang Agung. Jika dari Jakarta atau Bandung, dari Jalur Selatan Jawa Tengah, beloklah di pertigaan arah Pantai Logending setelah tugu perbatasan Kebumen-Banyumas. Dari pertigaan itu, Desa Argopeni berjarak sekitar 17 km melalui Pantai Logending.

-  Dengan kereta api, turunlah di Stasiun Gombong, Kebumen lalu naiklah ojek menuju terminal Gombong. Carilah angkutan umum menuju Logending, Ayah.

-  Dengan bis, naiklah bis jurusan Jawa Tengah bagian selatan, turunlah di pertigaan arah Pantai Logending, naiklah angkutan umum menuju Logending, Ayah.

-  Dari Logending, naiklah angkutan desa menuju Desa Argopeni yang searah dengan Pantai Menganti. Karena jarang ada angkutan, sewalah ojek di Pasar Ayah untuk langsung ke Desa Argopeni. 

-  Secara koordinat, lokasi Pantai Karang Agung bisa dilihat di -7.739106, 109.388310



|| Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Blog Competition #TravelNBlog 3 yang diselenggarakan oleh @TravelNBlogID. ||


Pantai Karang Agung bisa menjadi referensi destinasi untuk mengantarkan sunset.
Ombak yang gahar menghajar batuan di Pantai Karang Agung.
Benteng Jepang yang terletak di pinggir Jalan Daendels Selatan di Desa Argopeni.
Rimbunan nyiur memayungi pula Pantai Karang Agung.

You Might Also Like

16 komentar

  1. Balasan
    1. Terima kasih mbak RasaWulan.. Kapan nih ke Kebumen lagi? Ayoook eksplor lagi Kebumen..

      Hapus
  2. Balasan
    1. Trima kasih apresasinya kakak idola, bang @arievrahman.. Dinantikan lho travelling nya ke Kebumen.. 😁

      Hapus
    2. kalian berdua idola ku hehehe...

      Hapus
  3. Keren, kyaknya aku jg pernah lintas pantai ini. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bang Wahyu Detriantoro.. Waah manteep sudah ke Karang Agung..

      Hapus
  4. Bagus nih, kapan2 main kesana insyaallah

    BalasHapus
  5. Dari Jogja perjalanan kira-kira berapa lama?

    BalasHapus
  6. Keren-keren fotonya... Lalu rancang perjalanan ke Kebumen ^^

    BalasHapus
  7. wahhh bagus banget
    langsung pengen ke Kebumen nihh :D

    BalasHapus
  8. Ada space biat camp tidak ya?

    BalasHapus

Twitter @iqbal_kautsar

Komentar Pembaca

BACA LEBIH BANYAK